Selasa, 05 Maret 2013

Kontroversi Hybrid

By: Andi Nursaiful/berbagai sumber

Sebelum membahas ini, kita segarkan dulu ingatan soal defenisi hibrid. Hibrid memiliki dua makna:

1. Perkawinan silang antara dua hewan atau tumbuhan yg berbeda spesies, namun masih dalam satu genus. Kadang disebut juga interspecific hybrids atau crosses.

2. Perkawinan silang antara di antara dua populasi namun masih dalam satu spesies.Makna kedua ini lebih sering digunakan untuk tanaman.

Spesies Campbell dan spesies WW masih dalam satu genus dan memiliki jumlah kromosom yg
sama, yakni 28 (sekadar info: Robo memiliki 34 kromosom, Syria 44, manusia 46, gorilla dan simpanse 48, orang utan 48).

Krn kesamaan jumlah kromosom itu, maka sejumlah peternak mulai menyilangkan campbell dgn ww. Selain disengaja, perkawinan silang ini sebagian besar terjadi di petshop2, maupun orang awam, hanya karena salah mengindentifikasi.

Singapura adalah negera di mana eksistensi hibrid paling marak. Kabarnya, sejak awal tahun 2000 saja sudah ada hibrid di sana, yaitu Hibrid Mandarin (Di Indonesia kita sebut Golden Black Eye atau GBE).

Pada 2004-2005, di Singapura dikabarkan muncul empat warna baru WW, yaitu Mushroom
(violet), Orange (Blue Argente), Mandarin (GBE), dan Brown (Violet Dorsal). Sejak itu muncul perdebatan sengit, apakah benar-benar pure WW atau hibrid. Pasalnya, penampakan fisiknya jelas-jelas lebih ke WW, walaupun wrnanya tidak ada di WW. Satu ciri lain,Hibrid umumnya lebih besar dari ukuran fisik WW maupun Campbell.

Sekadar info, ini beberapa macam hibrid yang kita kenal dan penyebutannya di luar sana:

- Golden Black Eye (GBE)  = Mandarin atau Pudding, kode gen Mama
- GOlden Red Eye (GRE) = Red Eye Mandarin, kode gen ????
- Pearl Garis Kuning (PGK) = MAndarin Pearl atau Pearl Pudding, Meme
- Pearl Garis Kuning mata Merah (PGK-RE) = Red Eye Mandarin Pearl atau Red Eye Pudding
  Pearl, kode gen ???
Cat: DI Indonesia, PGK-RE disebut juga GRE Downgrade, sementara di Singapura tdk disebut demikian karena menurut mereka PGK-RE bukan downgrade tp memang warna baru.
- Blue Argente - Orange, kode gen ???
cat: Sejak 2006, di Singapura bnyk jg yg menyebutnya Yellow Pudding
- Violet Dorsal = Brown, kode gen bb
- Violet  = Mushroom (Hasil silangan Brown and Sapphire, shg kode gennya bbdd)


Pada 2006, sejumlah peternak di Belanda menyilangkan Campbell dgn WW dgn maksud utk
memperbanyak variasi warna WW. Yg dihasilkan adalah apa yg kita kenal dengan GRE. INi
jelas diakui sebagai hibrid, krn di WW tidak ada mata merah. Warna2 baru yang muncul kemudian dikawinkan dgn WW yg murni spesies. Hasil2 perkawinan inilah yg kemudian menularkan darah hibrid pada banyak spesies ww, sehingga kemurnian WW mulai diragukan.

Sejumlah negara disebut-sebut tak lagi memiliki spesies WW murni (Belanda, Singapura, atau Indonesia???). Khusus di Eropa dan AS, varian-varian hibrid sudah nyaris punah krn status "hibrid" tadi.

Ini berbeda dengan Singapura. Warna-warna baru yg muncul di Singapura itu diyakini adalah mutasi, bukan hibrid. (terus terang, sy gak ketemu info yg lebih lengkap ttg asal muasal keempat warna baru yg muncul di singapura itu).

Sejumlah peternak dan pemerhati hamster di Singapura meyakini tiga dari empat warna-warna baru itu (GBE, Violet, dan Violet Dorsal) bukan silangan dgn campbell. Terutama GBE, sebagian meyakini bukan hibrid. Alasannya, GBE ini berkarakter dominan dan lethal. Kalo memang berasal dari Campbell Argente yg bersifat resesif, lantas kenapa karakter gennya dominan?

Pendukung paham dan keyakinan ini memberikan alasan lain. Lima tahun sejak kemunculan GBE di Singapura, peternak di Belanda mengikat kontrak eksklusif dengan sejumlah peternak di Asia Tenggara. Dicurigai bahwa peternak Belanda meyakini jika GBE memang murni. Mereka mengimpor GBE utk disilnagkan lagi dengan GRE yag mereka produksi.

Walhasil, saat ini nyaris tak ada breeder di negara Eropa yang memiliki GBE. Umumnya semua bermata merah. Menurut peternak Singaoura, itulah sebabnya GRE (atau Mandarin/Pudding) diberi status Hibrid (ingat, mata merah gak ada di WW).

Mungkinkah ada GBE yg murni hasil mutasi???? Dengan kata lain adakah WW murni dgn
coating warna GBE??? Atau adakah WW yg membawa gen GBE murni?

Jawabannya (ini mengutip kalimat Shawn, peternak asal Singapura): Dua-duanya tidak ada. Alasan: mengingat GBE itu dominan dan lethal, maka tidak akan pernah ada GBE yg murni (atau tidak tercampur gen ww lain).

Kalo dikodekan spt ini:
 Ma x Ma = MaMa (Lethal, gak bs lahir)
 Ma x ma = Mama (GBE)
 ma x ma = mama (non-GBE)

Ada alasan lain kenapa si Shawn ini yakin bhw GBE itu murni WW. Seperti WW murni, GBE ini waktu mudanya memmiliki warna yg kuat dan halus/lembut, tapi seiring umur, warna akan memudar dan lebih kasar. Kaaupun GBE itu ada yg pada masa dewasa berubah menghitam, kata Shawn, itu cuma masalah genetika (itu kata dia loh). Tp seperti WW, GBE juga bisa whitening.

Bagaimana dengan BA atau Vio dorsal Yg ternyata juga bisa whitening? Spt kita tahu, Spesies WW memilki kemampuan untuk mengubah warna di musim dingin, di mana cahaya sangat kurang (hanya 2-3 jam per hari), yg disebut dgn istilah whitening. Warna aslinya bisa kembali saat musim panas atau cahaya seimbang. Bbrp hibrid, terutama Blue Argente (atau Orange) dan Violet, saya pernah liat mengalami whitening, dan kembali ke warna asli. Apakah ini murni spesies??? Saya tidak yakin, karena tidak semua Blue Argente bisa whitening, bahkan dalam satu kandang dan dgn kondisi cahaya/suhu yg sama dgn yg whitening.

Yang pasti, kontroversi hamster hibrida bukan sekadar pada masalah kemurnian gen (atau bukan soal apakah WW murni dgn wrna baru atau susungguhnya hanya hibrid), melainkan juga seputar kesehatan dan kermunian ras WW.

Para penentang hibrid yg umumnya dari Eropa/AS, melarang keras crossbreed. Alasannya:
1. Secara kesehatan hamster
- anakan akan lebih kecil dan sebagian mati pas dilahirkan. Yg berhasil hidup akan lemah imunitasnya, dan sebagian malah sangat agresif. Sebagian lagi rawan kena head tilt (istilah kita tengeng, pale miring, jalannya miring2 terus. Ini serin g kita liat di Violet Dorsal)
- sangat berpotensi si ibu mati (kalo ibunya WW) krn tengkorak campbell lebih besar dr ww. Anaknya pun gampang mati saat proses kelahiran.
- Campbell sangat rentan kena diabetes, sementara WW rentan membawa Glaucoma.
Percampouran keduanya, sama saja dengan menggabungkan dua potensi penyakit pembunuh.
- dst

2. Secara kemurnian gen campbell dan WW
- Campbell dan WW memmng spesies yg mirip, namun namun berbeda secara genetika. Mereka menghuni area yg berbeda di kawasan Rusia. Di habitatnya, makanan mereka pun agak berbeda. Kalaupun ketemu, keduanya akan saling menghindar. Artinya, tidak ada hibridisasi secara alamiah (atau dikehendaki oleh Tuhan YME)

- Persilangan keduanya sangat dikhawatirkan akan memusnahkan kemurnian campbell dan ww sekaligus. Sekali mengalir gen campbell di WW atau sebaliknya, maka sejak itu campbell dan WW itu tak lagi bisa disebut murni.

Menurut Melissa Chamberlain dan Lorraine Hill (keduanya juri internasional asal Eropa dan AS, dan tergabung dalam NHC dan BHA), sekali tercampur gen hibrid, maka tidak akan bisa kembali lagi ke gen murni. Itu jg sebabnya kenapa tidak ada kategori kontes hibrid di AS dan Eropa.

Akan tetapi, tidak semua bule berpikiran begitu loh. Ada bbrp peternak di Belanda yang mengklaim mampu menghasilkan hibrid dengan gen WW mencapai 98%. Caranya dgn mengawinkan hibrid dengan ww murni secara terus menerus.

Saya juga menemukan pandangan berbeda dari seorang ahli genetika yang menulis buku Essentials of Genetics. Dr.Glynis Giddings, begitu namanya, memang tidak menganjurkan hibridisasi, sekalipun tidak juga menentang 100%.

Ia hanya mengulas secara ilmiah untuk membantah alasan kedua soal kemurnian gen WW dan Campbell tadi. Ia hanya ingin agar orang berpikir lebih jernih. Ia menyebut Melissa terlalu spesifik mendefenisikan kata "hibrid". Padahal, menurutnya, para ahli biologi menggunakan kata itu secara luas, dengan pengertian: "an individual resulting from a cross  between two genetically dissimilar parents". Kedua ortu bisa berasal dari spesies sama (misalnya ras anjing yg berbeda), ataupun dr spesies yang berbeda (misalnya persialangan kuda dan keledai menghasilkan Bagal).

Ia tak terlalu setuju dengan Melissa bahwa Campbell dan WW secara genetika berbeda. BUkti-bukti menunjukkan bahwa keduanya "closely-related species" bahkan mungkin sub-spesies speeti diyakini pada awal-awal ditemukannya ww. Ia menantang Melissa untuk membuktikan dan menguji "perbedaan genetika" itu dgn melakukan tehnik modern yg biayanya sangat mahal (dan membutuhkan sponsor).

Ia juga tidak yakin bahwa ww dan campbell akan saling menghindar di habitatnya. "Without actual evidence, I’d be reluctant to accept this," begitu kata Dr.Giddings.

Ia memberi contoh terjadinya perkawinan alamiah dari sejumlah spesies lain yang berbeda area. Perkawinan terjadi dalam sebuah wilayah yg overlapping, yg ia istilahkan "hybrid zones". Terkadang satu spesies terpaksa masuk ke area spesies lain (akibat tergusur pemukiman manusia) dan melakukan kawin silang.

Dr.Giddings yakin pernah suatu ketika area WW dan Campbell saling overlapping. Jika tidak, begitu katanya, bagaimana mungkin keduanya bisa begitu mirip???

Sang Dr. juga membantah anggapan bahwa sekali tercampur gen hibrid, maka tidak akan bisa kembali ke gen murni. Menurutnya, anggaopan ini kurang akurat. Ia lantas memberi contoh dari hasil percobaannya:

Ada anakan hasil perkawinan WW dan Campbell, katakanlah dia Hamster X. Jika si X dikawinkan sama WW murni, maka hasilnya: rata-rata 3/4 WW dan 1/4 campbell. Dia gunakan kata rata-rata (on average) karena sebagian anakan akan lebih menyerupai ww, dan sebagian seperti campbell.

Kemudian, anakan2 ini dikawinkan lagi dengan WW murni. Hasilnya: rata-rata 7/8 WW, dan 1/8 Campbell. Begitu seterusnya sampai tersisa hanya 1/16, 1/32,1/64,1/128, 1/256, dst, yang membawa gen campbell.

Inilah yag dikenal dengan istilah "backcross programme" dalam breeding. WW murni di sini dinamakan the recurrent species. Menurut sang Dr. setelah 7 backcross, anakannya hanya membawa kurang dari 0,4% ogen campbell, dengan catatan dilakukan selective breeding.

Menurut Dr. Giddings lagi, backcross programme ini tak perlu dilakukan selama masih ada gen ww yg murni. Backcross programme berguna jika kita ingin mentransfer beberapa karakter dari satu spesies ke spesies lain, dalam hal ini adalah warna.

Secara teori, katanya, kita bisa mencetak WW berwarna Campbell, yag hanya membawa sedikit bahkan tidak ada karakter (gen) campbellnya. Cuma, ia juga mengakui bahwa dalam kenyataannya, hibrid selalu menemui kendala infertilitas, sehingga backcross programme seperti ini sulit sekali dilakukan.

Namun soal kesehatan yg muncul akibat hibridisasi, ia mewajibkan perlunya selective breeding, dalam kerangka teori ilmu genetika dan evolusi yang disebut "isolate breaking" atau "the Wahlund effect".

Menurit dia, dengan melakukan selective breed, memmilih recurrent parents yang tidak berkaitan, serta meminimalkan inbreeding setelah program backcross-breeding, maka kita bisa secara substansial mengurangi risiko masalah seperti penyakit glaucoma dan diabetes.

Nah, tulisan ini tidak bermaksud untuk memprovokasi siapa saja untuk melakukan perkawinan silang. Saya hanya memaparkan fakta dan mengumpulkan pandangan2 yang berkembang. Secara pribadi, saya juga menolak perkawinan silang campbell dan WW, jika itu dilakukan oleh mereka yang bukan ahlinya. Soal ini sebaiknya kita serahkan pada ahlinya.

Sumber

0 komentar:

Posting Komentar