Rabu, 25 September 2013

Putih Tak Selamanya Albino

by: Andi Nursaiful for HFG-Friends

  Kerap ada kesalahkaprahan pengetahuan yang menganggap hewan putih, terutama putih polos, sebagai albino. Sebaiknya, ada pula hewan yg tidak putih polos, sesungguhnya adalah albino.

  Contoh paling gampang di dunia perhamsteran. Putih polos mata merah, belum tentu albino. sebab bisa saja dia REW (Red Eyed White).

  Tapi sebelum membahas kembali soal albino versus REW, berikut penyebab dan asal muasalnya, sebaiknya kita singgung sedikit soal "penampakan" putih pada makhluk hidup lain, termasuk makhluk hidup paling sukses di atas planet bumi: Manusia.

  Makhluk hidup berpenampakan putih tak selamanya Albino. Sebab dikenal juga istilah ilmiah yg disebut Isabellenism dan Leucism.

Albinism atau gampangnya aja albino, adalah proses mutasi dari warna asli ke warna putih polos bermata merah (beberapa spesies tidak bermata merah).

Albinisme ini disebabkan oleh mutasi genetik yang menghambat produksi pigmen melanin pada kadar normalnya. Karena ini mutasi, maka bisa diturunkan. Atau dengan kata lain, tercipta varian warna baru dari spesies itu.

  Ada mutasi yang alami, atau terjadi di alam  (Hamster misalnya), dan ada mutasi yang tidak disengaja dan terjadi dalam penangkaran, yaitu breeding secara progresif kelinci-kelinci berwarna cerah dan akhirnya muncul varian kelinci albino.

  Hewan albino lebih sering bermata merah. Kecuali pada manusia albino, jarang sekali bermata merah. Dengan kata lain Albino umumnya bermata merah, sehingga kalo ada makhluk putih tapi tdk bermata merah, bisa jadi bukan albinoi.

  Lalu apa? Kalo bukan albino, kemungkinannya adalah Isabellenism atau bisa juga Leucism.

  Isabelline sejatinya adalah istilah warna yang bisa diartikan sebagai warna pale grey-yellow, pale fawn, pale cream-brown atau parchment. Umumnya dikenal di hewan jenis burung dan kuda.

  Contohnya adalah pinguin chinstrap pirang yang ditemukan di Kepulauan Shetland Selatan, Antartika.Pinguin ini mengalami isabelinisme. Berbeda dengan pinguin chinstrap umumnya yang bagian belakangnya warna gelap, pinguin ini bagian belakangnya kuning kecoklatan atau coklat pucat.

  Menurut pakar pinguin dari Universitas Washington, Seattle, P. Dee Boersma, penyebab pirangnya warna pinguin itu adalah kelainan genetik yang disebut isabellinisme. Ini adalah kondisi pengurangan pigmen. JAdi cuma berkurang, gak sampai kehiloangan pigmen melanin.

Lain pula yang disebut dengan leucism. Jika pada albino, pigmen melanin tidak bisa diproduksi di seluruh tubuh, Sementara pada isabelinisme, pigmen melanin berkurang, maka pada Leucism, terjadi pengurangan semua jenis pigmen kulit, bukan hanya pigmen melanin.

  Leucism kerap disalahpahami sebagai albinism. Contohnya, ada katak yang memiliki jenis pigmen xanthophores (jenis pigmen selain melanin), maka warnanya tidak putih polos, melainkan kuning pucat.

  Selain itu, perbedaan tegas antara albinism dan leucism adalah warna mata. Kalo albino umumnya mata merah, maka leucism umumnya bermata normal, non merah, atau warna matanya tidak terpengaruh.

  Ada bentuk lain lagi dari Leucism. Yaitu yang disebut localized atau incomplete hypopigmentation, atau dikenal secara umum dengan istilah "pied" atau mengalami "piebald effect" atau bisa jg disebut "piebaldism".

  Hewan yang mengalami efek ini (partial Leucism), memiliki warna yg berbeda dengan sesamanya. Yg ini memiliki bercak putih yang tidak teratur. Contohnya, merpati yg bercak putih, dan ...... roborovski piebald (mottled robo)!

  Ada pula bentuk lain lagi dari leucism, yang disebut Chinchilla. Yg ini menyebabkan penyebaran pigmen di kulit/bulu secara teratur. Contohnya adalah white tiger.

Jadi, om Opal, hewan putih polos, tidak selamanya albino. Buaya putih, harimau putih, pinguin putih, termasuk robo platinum yang bermutasi jadi putih polos, belum tentu albino, karena bisa jadi mengalami leucism. Dan semua itu adalah hasil mutasi!

Bahkan, masih banyak penampakan putih atau memutih dari beberapa hewan liar di alam sebagai hasil mutasi, namun dipastikan bukan albino. Seperti white peacocks, White Lizard, White Whale, dll.

  Justru, sebaliknya, beberapa hewan yang tidak berpenampakan putih polos namun bermata merah, adalah albino. Contohnya adalah corn snake. Normalnya adalah belang hitam, merah, dan kuning. KAlo jenis albinonya, menjadi putih, merah, dan kuning, sementara matanya berubah jadi merah.

  Spesies reptil dan ampibi yang kena albinism, umumnya tidak menjadi putih polos. KArena, reptil dan appibi memiliki tiga jenis sel pigmen (atau chromataphores), yaitu melanophores, xanthophores, iridophores.

  Last but not least, hewan al;bino di muka bumi tergolong sangat langka. Sebuah studi di universitas Wisconsin, memperkirakan mutasi albino muncul satu dalam setiap 42.500 kelahiran!

  Sekarang kembali ke soal hamster.....

  Hmmm, keknya dah lelah bahas hamster, abis komunitasnya ribut mulu...! Jadi kehabisan waktu untuk memperdalam pengetahuan....

  Tapi satu hal yang pasti, hamster albino itu sangat mungkin sudah punah. Mutasi yang sudah tercipta dengan sempurna di alam, kini hilang karena manusia seenaknya menyilang gen.
  Kalo mau mencetak albino, mungkin perlu ambil acak sepasang hamster putih polos mata merah, lalu dibreed, dan tunggu hingga 42.500 kelahiran!

0 komentar:

Posting Komentar